Tuesday, September 9, 2014

DI MINANGKABAU - (3) ISWANDI MENGHIDUPKAN LAGI SONGKET CANDUANG

ISWANDI MENGHIDUPKAN LAGI SONGKET CANDUANG

Oleh: Nina Chairani
Harian Republika, Kolom Jelajah, Edisi Ahad, 10 Agustus 2014, halaman 5.

Sentra songket minang tak Cuma dari Pandai Sikek, Nagari Canduang pun pernah memilikinya. Namun, siapa yang tahu?

Songket canduang tak pernah ada yang membicarakannya. Suatu hari Iswandi (38 tahun) mendengar ada orang yang menyebut soal songket canduang. Wujud songket itu masih misterius. Tak pernah ada kegiatan tenun-menenun di nagari dalam Kabupaten Agam, Sumatra Barat itu.

DI MINANGKABAU - (2) MENGENAL ORANG CANDUANG

MENGENAL ORANG CANDUANG

Oleh: Nina Chairani
Harian Republika, Kolom Jelajah, Edisi Ahad, 20 Juli 2014, halaman 8.

Orang-orang Canduang terkenal terampil. Namun, belakangan banyak keterampilan khas Canduang mulai menghilang.

Ke mana pun kaki melangkah, keindahan Gunung Marapi di depan mata. Pemandangan itulah yang terlihat bila kita menjelajah kampung-kampung di Nagari Canduang Koto Laweh atau Koto Marapak di Nagari Lambah.

Nagari Canduang tak hanya terkenal karena lumbungnya para ulama. Canduang terkenal akan penduduknya yang rajin.  Teman saya, Arina, bercerita, untuk menggarap kebunnya dari tanah bersemak seluas 500 meter persegi, ia menggunakan 11 orang.

DI MINANGKABAU - (1) SEBUAH NEGERI PARA ULAMA

Assalamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.


Telah diketahui umum bahawa ayah mertua penulis berasal dari Aceh. Yang kurang diketahui ialah ibu mertuaku berasal dari Miangkabau. Lebih jelas dari Canduang, tempat berasalnya ramai ulamat di Sumatera. Di bawah ini ialah karawan Nina Chairani yang diturunkan untuk memperkenalkan 'Sebuah Negeri Para Ulama.'


SEBUAH NEGERI PARA ULAMA

Oleh: Nina Chairani
Harian Republika, Kolom Jelajah, Edisi Ahad, 20 Juli 2014, halaman 7.

Kawasan Canduang dan Koto Merapak tempat lahirnya para ulama sejak era Paderi. Mereka berkembang dari jaringan surau antardaerah.

Seorang kawan berkomentar sebelum keberangkatan saya ke Koto Merapak, Sumatra Barat. “Kamu sedang ke tempat para ulama tuh, kawasan itu basis gerakan Islam sejak dulu,” katanya seraya mendengarkan rencana perjalanan saya.

Sebuah informasi menarik, selain keindahan alam dan budaya yang ingin kami gali dan telusuri. Adalah teman sekampus saya yang mengajak dan memperkenalkan saya ke kawasan ini. Daerah yang sehari-harinya bertatap wajah dengan keindahan Gunung Marapi.